Pengaturan illicit enrichment di Indonesia: studi perbandingan negara Peru

Authors

  • Rahmahwati Silvia Riani Universitas Gadjah Mada, Indonesia, Indonesia
  • Joko Jumadi Universitas Mataram, Indonesia, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.61511/eaebjol.v1i1.2023.81

Keywords:

illicit enrichment, korupsi, legislasi

Abstract

Korupsi merupakan permasalahan besar yang harus diatasi, karena saat ini model-model korupsi semakin beragam dan lembaga-lembaga anti korupsi tidak cukup untuk menghentikan perbuatan yang tercela ini. Dewasa ini telah marak terjadi anggota Aparat Sipil Negara yang memiliki kekayaan tidak wajar (Illicit Enrichment) dan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, antara Laporan Harta Kekayaan dengan aset yang dimiliki jumlahnya tidak sesuai atau terjadi kenaikan harta kekayaan secara drastis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaturan Illicit Enrichment di Indonesia sebagai upaya penguatan pemberantasan tindak pidana korupsi dan mengetahui pengaturan Illicit Enrichment di negara Peru. Jenis penelitian ini adalah hukum normatif dengan pendekatan perbandingan hukum, Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier yang diperoleh melalui studi dokumen. Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif.  Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik dua kesimpulan Pertama Indonesia yang merupakan Negara Peserta UNCAC dan telah meratifikasi konvensi dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006 belum mengadopsi ketentuan Pasal 20 UNCAC yaitu Illicit Enrichment. Kedua Negara Peru telah mengatur didalam KUHP tentang Illicit Enrichment terhadap pejabat yang terbukti dalam masa jabatannya memiliki kekayaan secara tidak wajar secara melawan hukum dengan memberikan sanksi antara 5 sampai 10 tahun. Laporan Harta Kekayaan menjadi jalan masuknya Illicit Enrichment di Indonesia dapat diberlakukan sebagai penguatan pemberantasan tindak pidana korupsi.

References

Ali, M. (2019). Analisis Ekonomi Politik Terhadap Korupsi (Dalam Perspektif Struktural Menuju Pemahaman Teoritik Baru Tentang Korupsi Politik Di Indonesia). JIAP (Jurnal Ilmu Administrasi Publik), 6(1), 56–63. https://doi.org/https://doi.org/10.31764/jiap.v6i1.666

Badjuri, A. (2011). Peranan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai lembaga anti korupsi di indonesia. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, 18(1), 23. http://perpustakaan.bldk.mahkamahagung.go.id/repository/j002_2015.pdf

Bikelis, S. (2017). Prosecution for illicit enrichment: the Lithuanian perspective. Journal of Money Laundering Control, 20(2), 203–214. https://doi.org/https://doi.org/10.1108/JMLC-07-2016-0029

Birks, P. (1999). Annual Miegunyah lecture: equity, conscience, and unjust enrichment. Melb. UL Rev, 23(1), 3. https://heinonline.org/HOL/LandingPage?handle=hein.journals/mulr23&div=9&id=&page=

Boles, J. R. (2014). Criminalizing the problem of unexplained wealth: illicit enrichment offenses and human rights violations. NYUJ Legis. & Pub. Pol’y, 17, 835. https://heinonline.org/HOL/LandingPage?handle=hein.journals/nyulpp17&div=26&id=&page=

Botterell, A. (2007). Property, corrective justice, and the nature of the cause of action in unjust enrichment. Canadian Journal of Law & Jurisprudence, 20(2), 275–295. https://doi.org/doi:10.1017/S0841820900004215

Bunga, M., Maroa, M. D., Arief, A., and Djanggih, H. (2019). Urgensi Peran Serta Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Law Reform, 15(1), 85–97. https://doi.org/10.14710/lr.v15i1.23356

Dewayani, R, A., and Chariri, A. (2015). Money Laundering dan Keterlibatan Wanita (Artis): Tantangan Baru Bagi Auditor Investigatif. Diponegoro Journal of Accounting, 4(3), 45–50. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/accounting/article/view/9677

Gomes, J. M. V. (2001). Unjust Enrichment: a Few Comparative Remarks. European Review of Private Law, 9(2–3), 449 – 473. https://doi.org/https://doi.org/10.54648/359030

Hamzani, A. I. (2014). Menggagas Indonesia Sebagai Negara Hukum Yang Membahagiakan Rakyatnya. Yustisia Jurnal Hukum, 3(3), 137–142. https://doi.org/https://doi.org/10.20961/yustisia.v3i3.29562

Harmono, D., Sukarna, K., Sulistyani, D., and Junaidi, M. (2020). Kewajiban Pelaporan Harta Kekayaan Bagi Penyelenggara Negara. Jurnal USM Law Review, 3(2), 296–309. https://journals.usm.ac.id/index.php/julr/article/view/2823

Kamal, M., and Nasarudin. (2020). The Government’s Internal Audit Planning Strategy In Preventing Corruption In The Procurement Sector In The Era Of Disruption. Asia Pacific Fraud Journal, 5(1), 11–23. http://dx.doi.org/10.21532/apfjournal.v5i1.132

Miller, A. R. (1979). Of Frankenstein Monsters and Shining Knights: Myth, Reality, and the" Class Action Problem. Harvard Law Review, 664–694. https://www.jstor.org/stable/1340397

Muhtar, M. H. (2019). Model Politik Hukum Pemberantasan Korupsi Di Indonesia Dalam Rangka Harmonisasi Lembaga Penegak Hukum. Jambura Law Review, 1(1), 68–93. https://doi.org/https://doi.org/10.33756/jalrev.v1i1.1988

Panjabi, R. K. L. (2013). Not a drop to spare: The global water crisis of the Twenty-First Century. Ga. J. Int’l & Comp. L., 42, 277. https://heinonline.org/HOL/LandingPage?handle=hein.journals/gjicl42&div=17&id=&page=

Paramita, N. D. (2020). Potret LHKPN dan LPPDK dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur Tahun 2018 untuk Mewujudkan Pemilu Berintegritas. Jurnal Adhyasta Pemilu, 3(1), 41–60. https://doi.org/https://doi.org/10.55108/jap.v3i1.29

Prasetya, H. B., and Fuad, A. S. (2013). Akuntabilitas dan Transparansi Publik, Sebagai Instrumen Mencegah Dan Memberantas Tindak Pidana Korupsi. RECIDIVE, 2(3), 231. https://jurnal.uns.ac.id/recidive/article/view/32704

Putra, D. A. K., and Prahassacitta, V. (2021). No Title. Indonesia Criminal Law Review, 1(1), 4. https://scholarhub.ui.ac.id/iclr/vol1/iss1/4/

Putri, Novalinda Nadya, and R. H. K. (2021). Urgensi Pengaturan Illicit Enrichment dalam Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang di Indonesia. Jurnal Ilmiah Galuh Justisi, 9(1), 38–61. file:///C:/Users/Asus/Downloads/4233-17789-1-PB%20(1).pdf

Rampadio, Hamdan, Ana Fauzia, and F. H. (2022). The urgency of arrangement regarding illicit enrichment in indonesia in order to eradication of corruption crimes by corporations. Jurnal Pembaharuan Hukum, 9(2), 225–241. file:///C:/Users/Asus/Downloads/17625-54524-1-PB%20(1).pdf

Rosa, S. D. (2018). Perlindungan terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi dalam Pelaksanaan Perampasan Aset secara Tidak Wajar. Jurnal Bina Mulia Hukum, 2(2), 205–216. https://jurnal.fh.unpad.ac.id/index.php/jbmh/article/view/131/75

Sari, D. R., Anggriani, R., Zebua, R., Pasaribu, S. M., and Saputrinta, Y. (2023). Analisis Kebijakan Pemerintah Republik Indonesia Era Kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Puteri Hijau: Jurnal Pendidikan Sejarah, 8(1), 125–134. https://doi.org/10.24114/ph.v8i1.44408

Sari, I. (2021). Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata. Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, 11(1), 53. https://doi.org/DOI: https://doi.org/10.35968/jh.v11i1.651

Siallagan, H. (2016). Penerapan prinsip negara hukum di Indonesia. Sosiohumaniora, 18(2), 122–128. https://doi.org/https://doi.org/10.24198/sosiohumaniora.v18i2.9947

Simanjuntak, K. M. (2015). Implementasi kebijakan desentralisasi pemerintahan di Indonesia." Jurnal Bina Praja. Journal of Home Affairs Governance, 7(2), 111–130. https://doi.org/DOI: https://doi.org/10.21787/jbp.07.2015.111-130

Suharyo. (2014). Optimalisasi Pemberantasan Korupsi Dalam Era Desentralisasi Di Indonesia. Jurnal Rechts Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional, 3(3), 365–380. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.33331/rechtsvinding.v3i3.31

Susanti, L. (2015). Criminal Liability of Public Officials for Illicit Enrichment: Comparing Approaches of the Use of Indirect Methods of Proof in Investigating Illicit Enrichment in Indonesia and the US. Indonesian J. Int’l L, 13, 63. https://doi.org/10.17304/ijil.vol13.1.643

Waluyo, B. (2014). Optimalisasi pemberantasan korupsi di indonesia. Jurnal Yuridis, 1(2), 169–162. https://doi.org/https://doi.org/10.35586/.v1i2.149

Wilsher, D. (2006). Inexplicable wealth and illicit enrichment of public officials: A model draft that respects human rights in corruption cases. Crime, Law and Social Change, 27–53. https://doi.org/https://doi.org/10.1007/s10611-006-9016-6

Yusyanti, D. (2015). Strategi Pemberantasan Korupsi Melalui Pendekatan Politik Hukum, Penegakan Hukum Dan Budaya Hukum. Jurnal Widya Yustisia, 1(2), 247112. https://media.neliti.com/media/publications/247112-strategi-pemberantasan-korupsi-melalui-p-3d4a9731.pdf

Downloads

Published

2023-07-30

How to Cite

Riani, R. S., & Jumadi , J. (2023). Pengaturan illicit enrichment di Indonesia: studi perbandingan negara Peru. Ex Aequo Et Bono Journal Of Law, 1(1). https://doi.org/10.61511/eaebjol.v1i1.2023.81

Issue

Section

Articles

Citation Check