Spatial and economic assessment of agropolitan zones with focus on rice and coconut: Implications for sustainable agricultural development
DOI:
https://doi.org/10.61511/jassu.v3i1.2025.1869Keywords:
agropolitan area, location suitability, rice and coconutAbstract
Background: Banyumas Regency is one of the districts that has good potential in the agricultural sector. Banyumas Regency itself since 2011 has been developing the Agropolitan Area listed in the RTRW of Banyumas Regency. However, in reality this policy has not been able to work, both systemically and spatially. Therefore, this study tries to assess how the development of the Banyumas Regency Agropolitan Area will be in the future. Methods: By using two commodity bases namely rice and coconut to be developed, this study assesses which locations are suitable for farming areas, production centers, as well as markets and urban centers in the Agropolitan Area of Banyumas Regency. By analyzing the suitability of the village location, namely the suitability of land for farming areas and a composite index with a z score, it can be determined which areas are suitable for the development of the Banyumas Regency Agropolitan Area. By also looking at the characteristics and accessibility, it is also assessed how the connectivity between functional areas in the Agropolitan Area of Banyumas Regency is assessed. Findings: The findings indicate that the entire Agropolitan Area in Banyumas is suitable for rice and coconut cultivation, with 11 villages identified as optimal locations for production centers and four villages deemed highly suitable for market and urban areas. Conclusion: This study conclude that rice and coconut have good land suitability in the Agropolitan Area of Banyumas Regency, with six villages unsuitable for farming and four villages unsuitable for coconut cultivation. Novelty/Originality of this article: This research contributes novel insights into spatial planning and economic development by integrating commodity-based land suitability with accessibility analysis, providing a strategic framework for sustainable agricultural development in Banyumas Regency.
References
Abdurachman, & Mulyani, A. (2003). Pemanfaatan lahan berpotensi untuk pengembangan produksi kelapa. Jurnal Litbang Pertanian, 22(1), 24–32.
Andri, K. B. (2006). Perspektif pembangunan wilayah pedesaan. Inovasi, 6(13).
Basri, I. S., & Arifin, R. (2010). Kawasan agropolitan Kabupaten Donggala dalam konteks pengembangan wilayah dan sebagai pusat pertumbuhan wilayah baru. Mektek, 45–53.
Basuki, A. T. (2012). Pengembangan kawasan agropolitan. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, 53–71. https://journal.umy.ac.id/index.php/esp/article/view/1291
Cahyaningrum, W., Widiatmaka, & Soewardi, K. (2014). Arahan spasial pengembangan mina padi berbasis kesesuaian lahan dan analisis A’WOT di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Majalah Ilmiah Globë, 77–88. https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74974
Dedi Junaedi, N. H. (2012). Studi komparasi kinerja pengembangan usaha agribisnis perdesaan syariah dan konvensional di Jawa Tengah. Jurnal Agro Ekonomi, 30(2), 197.
Edy, K., & Satriani, R. (2018). Analisis nilai tambah gula kelapa kristal di Kabupaten Banyumas. Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VIII, 283–291.
Faradis, R., & Afifah, U. N. (2019). Indeks komposit pembangunan infrastruktur provinsi-provinsi di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, 20(1), 33–55. https://doi.org/10.21002/jepi.2020.03
Friedman, J. (1979). Basic needs, agropolitan development, and planning from below. World Development, 7(6), 607–613. https://doi.org/10.1016/0305-750X(79)90096-2
Hakim, T. (2017). Penentuan kriteria lokasi industri kecil perikanan di Kabupaten Gresik [Doctoral dissertation, Institut Teknologi Sepuluh Nopember]. https://repository.its.ac.id/46310/1/3609100066-Undergraduate_Theses.pdf
Kementerian Pekerjaan Umum. (2012). Agropolitan dan minapolitan: Konsep kawasan menuju keharmonian. Kementerian Pekerjaan Umum.
Magita, N. S. (2020). Analisa faktor penentu lokasi Pasar Sidotopo Wetan. Jurnal Geografi Geografi dan Pengajarannya, 18(1), 63–68. https://doi.org/10.26740/jggp.v18n1.p63-68
Mahrany, Y. (2012). Pengaruh indikator komposit indeks pembangunan manusia terhadap pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan [Skripsi, Universitas Hassanudin].
Mahubessy. (2014). Tingkat kesesuaian lahan bagi tanaman padi berdasarkan. Agrologia, 3(2), 288802.
Manik, T. R., Adrianto, D. W., & Subagiyo, A. (2013). Kajian pengembangan kawasan agropolitan Seroja Kabupaten Lumajang. Jurnal Tata Kota dan Daerah, 5(1), 65–76. https://tatakota.ub.ac.id/index.php/tatakota/article/view/173
Maswan, D. S. (2016). Penentuan lokasi cluster industry kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir [Undergraduate thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember]. https://repository.its.ac.id/72787/1/3612100049-Undergraduate_Thesis.pdf
Mazziotta, M., & Pareto, A. (2013). Methods for constructing composite indices: One for all or all for one? Rivista Italiana di Economia Demografia e Statistica, 67, 67–80. http://www.istat.it/en/files/2013/12/Rivista2013_Mazziotta_Pareto.pdf
Nisa, H. (2014). Analisis potensi dan pengembangan wilayah Kabupaten Lebak Provinsi Banten [Doctoral dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis].
Nugraha, A. (2012). Evaluasi pengembangan wilayah dalam meningkatkan kawasan agropolitan di Kabupaten Tabalong. Jurnal Ilmu Politik & Pemerintahan Lokal, 1(2), 93–106. https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/JIPPL/article/view/806
Oksatriandhi, B., & Santoso, E. B. (2014). Identifikasi komoditas unggulan. Jurnal Teknik ITS, 3(1), C8–C11. https://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/download/5742/1631
Padmini, N. L., Wuisang, C. E., & Supardjo, S. (2013). Kebutuhan prasarana dan sarana untuk pengembangan kawasan agropolitan Modayag di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Spasial, 3(3), 236–245. https://doi.org/10.35793/sp.v3i3.14257
Pinem, A. P., Indriyawati, H., & Pramono, B. A. (2020). Sistem pendukung keputusan penentuan lokasi industri berbasis spasial menggunakan metode MOORA. JATISI (Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi), 7(3), 639–646. https://doi.org/10.35957/jatisi.v7i3.231
Pranoto, E. (2008). Potensi wilayah komoditas pertanian dalam mendukung ketahanan pangan berbasis agribisnis Kabupaten Banyumas [Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro].
Putri, T. A., Kusnadi, N., & Rachmina, D. (2013). Kinerja usaha penggilingan padi: Studi kasus pada tiga usaha penggilingan padi di Cianjur, Jawa Barat. Jurnal Agribisnis Indonesia (Journal of Indonesian Agribusiness), 1(2), 143–154. https://doi.org/10.29244/jai.2013.1.2.143-154
Rizaldi, G. C., & Syamsiyah, N. (2019). Identifikasi kendala pengelolaan kawasan agropolitan Kabupaten Cianjur. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh, 6(1), 144–153. http://dx.doi.org/10.25157/jimag.v6i1.1507
Salsabilla, S. M., Wibowo, R., & Agustina, T. (2015). Analisis manajemen rantai pasok (supply chain management) padi pasca panen di Pabrik Beras Sukoreno Makmur Kecamatan Kalisat. Berkala Ilmiah Pertanian. https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/59998
Saraswaty, A. (2013). Strategi pengembangan infrastruktur berbasis komoditi unggulan di kawasan agropolitan Kabupaten Soppeng [Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin]. https://repository.unhas.ac.id/id/eprint/10219/1/adnanharis-2692-1-adnanha-p%201-2.pdf
Savitri, F., Hernovianty, F. R., & Wulandari, A. (2019). Analisis kesesuaian lokasi pasar rakyat dan perilaku konsumen di Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. JeLAST: Jurnal Teknik Kelautan, PWK, Sipil, dan Tambang, 6(2). https://doi.org/10.26418/jelast.v6i2.35132
Sitorus, Y. L., Yanthy, N. O., & Nurmaningtyas, A. R. (2015). Development of agropolitan area in Papua (Case study: Agropolitan area in the city of Jayapura). Asian Journal of Agriculture and Rural Development, 5(12), 248–262. https://archive.aessweb.com/index.php/5005/article/view/1406
Sulistiono. (2008). Model pengembangan wilayah dengan pendekatan agropolitan.
Suyono, H., Tatang, & Sunendar. (2021). Evaluasi pemasaran gula kelapa kristal di Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 5(1), 212–225. https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2021.005.01.20
Syahrani, H. (2001). Penerapan agropolitan dan agribisnis. Frontir (Universitas Mulawarman), 33. https://relawandesa.wordpress.com/wp-content/uploads/2008/06/penerapan-agropolitan.pdf
Wungo, G. L. (2020). Studi kasus: Strategi perencanaan kawasan perkotaan Pancur-Pamotan. Ruang, 6(2), 57–66. https://doi.org/10.14710/ruang.6.2.57-66
Published
How to Cite
Issue
Section
Citation Check
License
Copyright (c) 2025 Yudya Alif Ridhoni Prakusya

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.