The impact of adolescent marriage on child stunting: Socio-cultural dynamics and policy implications in rural communities

Authors

  • Basir Environmental Health Department, Public Health Faculty, Universitas Hasanuddin, Makassar City, South Sulawesi 90245, Indonesia
  • Sahrul Aril Health Promotion and Behaviour Science Department, Public Health Faculty, Universitas Hasanuddin, Makassar City, South Sulawesi 90245, Indonesia
  • Nasywa Salsabila Nasaruddin Occupational and Safety Health Department, Public Health Faculty, Universitas Hasanuddin, Makassar City, South Sulawesi 90245, Indonesia
  • Aliyah Meilidya Biostatics Department, Public Health Faculty, Universitas Hasanuddin, Makassar City, South Sulawesi 90245, Indonesia
  • Risdya Devina Ayu Setawan Epidemiology Department, Public Health Faculty, Universitas Hasanuddin, Makassar City, South Sulawesi 90245, Indonesia
  • Nur Rahma Rahman Occupational and Safety Health Department, Public Health Faculty, Universitas Hasanuddin, Makassar City, South Sulawesi 90245, Indonesia
  • Rini Health Administration and Policy, Public Health Faculty, Universitas Hasanuddin, Makassar City, South Sulawesi 90245, Indonesia
  • A. Filsa Salzabila Ramadhani Occupational and Safety Health Department, Public Health Faculty, Universitas Hasanuddin, Makassar City, South Sulawesi 90245, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.61511/evojes.v2i1.2025.1753

Keywords:

early marriage, stunting, teenagers, parenting patterns

Abstract

Background: Early marriage often involves partners who are socially and emotionally immature, leading to significant negative consequences. These consequences include an increased risk of domestic violence, divorce, poverty, stunting in children, and cultural deviation. The phenomenon impacts the quality of life of individuals, family welfare, and societal development. Method: This descriptive study was conducted with 114 participants, who were surveyed using a random sampling technique. The survey targeted 101 households in Pappalluang Village. Data were collected through interviews to gather insights on the prevalence of early marriage in the village. Findings: The study revealed that early marriage is highly prevalent among teenagers in Pappalluang Village. The main factors contributing to early marriages include family pressure, economic challenges, a desire to preserve the family’s reputation, and local community traditions. Conclusion: Early marriage in Pappalluang Village is significantly influenced by social and cultural factors. Addressing the issues of family pressure, economic struggles, and traditions is crucial in reducing early marriages and their negative consequences on individuals, families, and the broader community. Novelty/Originality of this article: This study highlights the specific socio-cultural dynamics of early marriage in Pappalluang Village, offering unique insights into the interplay between family pressure, economic conditions, and local traditions. It provides a localized perspective that can inform targeted interventions in similar communities.

References

Afriani dan Wusqa Abidin, U. (2022) .Hubungan Pernikahan Usia Dini Terhadap Kejadian Stunting di Kecamatan Anreapi. Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan, 5(3), hal. 291–297. doi:10.31850/makes.v5i3.1742.

Alqahtani, J. dan Alqahtani, I. (2022) .COVID‐19 and child marriage: A red flag. Journal of Clinical Nursing, 31(7–8). doi:10.1111/jocn.16130.

Amelia, F. (2022). Jurnal Biology Education Volume. 10 Nomor 1 Edisi Khusus 2022. Jurnal Biology Education, 2018, 12–22.

Astuti, IN, Multazam, AM dan Alwi, MK, 2023. Silariang Dalam Pernikahan Dini dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Perempuan Desa Kareloe Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto. Jurnal Kesehatan Masyarakat Muslim , 4 (2), hal.30-42.

Awani, A. T., Wahyuni, F., Yusuf, K., Masithah, St. M., & Rahmaniar, A. R. (2025). Hubungan Jarak Kelahiran Dan Jumlah Anak Dengan Status Gizi Balita Usia 6 – 59 Bulan. Lontara Journal of Health Science and Technology, 6(1), 18–25. https://doi.org/10.53861/lontarariset.v6i1.503

BPS (2023). Statistik Perkawinan dan Stunting di Indonesia. Badan Pusat Statistik, Jakarta. . [diakses pada 17 Februari 2025].

BPS Propinsi Sulawesi barat dalam angka perkawinan dini 2017-2018.

Dewi, K. D. P., dkk., (2024). Pengaruh Pernikahan Dini terhadap Tingkat Pertumbuhan Stunting di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan. Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal, 6(1), 817-827.

Indriani, F. (2023). Hubungan menikah usia anak terhadap kejadian stunting pada balita di Wonosobo. Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia, 7(1).

Jauhari, M.T. et al. (2024). Relationship Between Early Marriage and Mother’s Levels of Knowledge with Nutritional Status. AgriHealth: Journal of Agri-food, Nutrition and Public Health, 5(2), hal. 142. doi:10.20961/agrihealth.v5i2.92320.

Karniati, I., Nuru, H. and Wulandari, W., 2023. Hubungan Pernikahan Dini Dan Pendapatan Keluarga Dengan Risiko Kejadian Stunting Di Puskesmas Lalang Luas Kabupaten Muko-Muko Tahun 2023. KEMASKIA: Jurnal Imu Kesehatan , 1 (2), pp.165-174.

Kemenkes. 2018. Buku Saku Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kemenkes. 2022. Buku Saku Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan. 2023. Survei Kesehatan Indonesia Dalam Angka. Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Pusat.

Lubis, J. dan Yusuf, S.F. (2021). Hubungan Pernikahan Usia Dini dengan Gangguan Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Pijorkoling. Jidan (Jurnal Ilmiah Kebidanan), 1(2), hal. 123–126. doi:10.51771/jdn.v1i2.162.

Martony, O. (2023). Stunting di Indonesia: Tantangan dan solusi di era modern. Journal of Telenursing (JOTING), 5(2), 1734-1745.

Munnawarroh, F., Murni, D. dan Susmiati, S. (2022). Sosio Ekonomi Dan Skor Keragaman Makanan Terhadap Kejadian Stunting. LINK, 18(1), hal. 29–36. doi:10.31983/link.v18i1.8424.

Musfiroh, N. (2024). Perkembangan Kebijakan Perlindungan Anak di Indonesia: Fokus pada Pernikahan Dini. Jurnal Kebijakan Sosial, 19(2), 78-89.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Romana, A. B. Y. H., Onggang, F. S., Tat, F., Ndun, A. A., Selan, K. S., & Nggoek, R. F. (2025). Pendampingan Cara Pemberian Makan Pada Anak Stunting Dan Gizi Kurang Di Desa Raknamo. J-ABDI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(8), 1649– 1662.

Sahroni, S., et al. (2023). Pernikahan Dini dan Dampaknya Terhadap Stunting di Indonesia: Sebuah Analisis Regional. Jurnal Kesehatan Anak, 18(2), 112-125.

Sahroni, S., et al. (2023). Understanding the Causes and Consequences of Stunting in Indonesia: A Comprehensive Review. Indonesian Journal of Public Health, 16(3), 50-65.

Sitepu, R. et al. (2024). Pencegahan Stunting Melalui Sosialisasi Pernikahan Dini pada Remaja Kelurahan Bela Rakyat. Jurnal Akuntansi Hukum dan Edukasi, 1(2), hal. 450–457. doi:10.57235/jahe.v1i2.3773.

Taufik, M., et al. (2024). Impact of Stunting on Children's Growth and Cognitive Development: A Case Study in Indonesia. Journal of Pediatric Nutrition, 15(2), 112-120.

Taufik, M., et al. (2024). Stunting pada Anak dan Hubungannya dengan Faktor Sosial-Ekonomi di Indonesia. Jurnal Kesehatan Publik, 16(3), 67-80.

WHO (2015). Global Strategy for Women's, Children's, and Adolescents' Health (2016-2030). World Health Organization, Geneva.

WHO. 2015. Stunting In A Nutshell

Yulius, dkk., (2020). Hubungan Pernikahan Dini Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tawalian Kecamatan Tawalian Kabupaten Mamasa. Journal Peqguruang: Conference Series. 2(1).

Yulius, R., et al. (2020). The Effects of Early Marriage on Child Health: A Study in Eastern Indonesia. Journal of Adolescent Health, 9(1), 40-50.

Yulius, R., et al. (2023). Risiko Kesehatan Reproduksi pada Perempuan yang Menikah Dini. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 10(4), 90-102.

Yulius, Y., Abidin, U.W. dan Liliandriani, A. (2020). Hubungan Pernikahan Dini Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilaya Kerja Puskesmas Tawalian Kecamatan Tawalian Kabupaten Mamasa. Journal Peqguruang: Conference Series, 2(1), hal. 279. doi:10.35329/jp.v2i1.1636.

Zelharsandy, H. (2022). Stunting dan Kehamilan pada Usia Muda: Dampak Kesehatan Jangka Panjang. Jurnal Kesehatan Ibu dan Anak, 7(1), 56-72.

Zelharsandy, H. (2022). The Effects of Teenage Pregnancy on Stunting and Infant Health: A Literature Review. Journal of Obstetrics and Gynecology, 10(3), 102-114.

Zelharsandy, V. T. (2022). Analisis dampak pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi di Kabupaten Empat Lawang. Jurnal Kesehatan Abdurahman, 11(1), 31-39

Zubaedah PA, Hafizi R, GP Indonesia, Dini P, Belakang L. (2022). Analisis Dampak Pernikahan Dini Terhadap Pola Asuh. 11.D. Jeffrey dan R. Downie, Empati-Bisakah diajarkan?,” JR Coll. Dokter Edinb. , jilid. 46, hal. 107–112, 2016,doi:10.4997/JRCPE.2016.210

Published

2025-02-28

How to Cite

Basir, Aril, S., Nasaruddin, N. S., Meilidya, A., Setawan, R. D. A., Rahman, N. R., … Ramadhani, A. F. S. (2025). The impact of adolescent marriage on child stunting: Socio-cultural dynamics and policy implications in rural communities. EcoVision: Journal of Environmental Solutions, 2(1). https://doi.org/10.61511/evojes.v2i1.2025.1753

Issue

Section

Articles

Citation Check